Kamis, 13 Januari 2011

Perkembangan China

Banyak teknologi yang tampaknya lebih dahulu muncul di Cina dibanding Eropa atau daerah lainnya. Di antara teknologi yang dimaksud adalah tembikar buatan Cina yang sangat halus, pembuatan teknologi kertas pada abad ke-2 yang kemudian mengembangkan jenis percetakan pada abad ke 9.

Setelahnya, lagi-lagi Cina mengeluarkan penemuan tentang magnet bagi pelayaran, itu terjadi pada abad ke-11. Magnet inilah yang mengawali cikal bakal ditemukannya kompas. Setelah itu, Cina menemukan mesiu pada abad ke-7 kemudian menerapkannya pada penggunaan senapan (terjadi pada abad ke-13), dan meriam besi (abad ke-14).

Walaupun demikian, kebudayaan Cina tidak pernah menilai tinggi pekerjaan tangan, sehingga tidak terjadi pertemuan gagasan antara cendikiawan dengan para insinyur Cina. Barangkali hal ini terkait karena tidak adanya dorongan kuat untuk mencari kebutuhan ekonomi. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi di Eropa dan Yunani.

Dengan kata lain, di Cina dorongan penting yang digunakan untuk mencari jalan terbaik untuk memecahkan setiap persoalan tidak ditemukan. Teknologi Cina tetap mengagumkan, tapi tidak pernah berpadu untuk melahirkan ilmu yang lebih modern. Oleh sebab itu, penemuan mereka mandek, dan sayangnya harus dicuri oleh orang-orang dari Barat.

Hal itu terjadi karena kondisi sosial setempat yang kurang membantu. Kontras sekali dengan budaya Eropa. Ketika masa Renaisans datang, mereka memanfaatkannya sebagai sebuah kebudayaan yang mengacu pada komersial. Cina dahulu adalah negara yang birokratis pedesaan.

Walaupun tidak kuat, ilmu tetap muncul di Cina, dan bukan hanya yang bersifat spekulatif semata. Harus diingat, bahwa yang memainkan peranan penting tetap penguasa. Karena di Cina ada pendapat atau panutan bahwa raja adalah pembimbing dari surga.

Dilematik Mohis dan Taois

Di Cina terdapat kesenjangan antara para cendikiawan dengan para tukang dan pengamat. Hal ini menyebabkan ilmu di Cina tidak berkembang sepesat di Eropa. Ironisnya lagi, dahulu ada dua kubu yaitu kubu Mohis dan Taois yang kelak bisa menjembatani pemikiran sebagai para penemu, namun sayang kubu itu terlanjur punah tergilas zaman.

Kaum mohis adalah pengikut Mo Ti. Selama periode berperang mereka masyhur sebagai juru damai dan berwatak satria. Mereka banyak menggumuli filsafat ilmu dan penghayatan pokok tentang bagaimana manusia dapat memperoleh pengetahuan yang pasti mengenai alam.

Kaum mohis membuat percobaan dengan cermin datar maupun melengkung. Mereka juga membuat percobaan dengan katrol. Kendati demikian mereka tidak berani melemparkan teori, misalnya saja tentang sifat cahaya. Karena itu, tradisi ekperimen mereka cepat sekali punah.

Ketika masa wangsa Han berkuasa. Muncul aliran taois. Mereka ingin merambah ke jalan yang benar dengan kembali ke alam terbuka sebagai petapa. Mereka banyak membuat percobaan kimia, sama seperti prakimia di India, Islam, dan Eropa. Mereka juga berusaha untuk membuat emas dan belerang dari air raksa, bahkan mereka sengaja mengujicoba sesuatu untuk dapat hidup kekal abadi.

Mereka sebetulnya memiliki potensi untuk dapat berkembang, sayangnya mereka memilih mengasingkan diri dari masyarakat. Akhirnya, mereka pun punah juga tergerus zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar