Jumat, 29 April 2011

CINA di Tangerang

VIHARA/KELENTENG TANGERANG

Kedatangan orang Cina, pertama kali ke Tangerang belum diketahui secara pasti. Dalam kitab sejarah Sunda yang berjudul "Tina Layang Parahyangan" (Catalan Dari Parahyangan) disebut tentang kedatangan orang Tionghoa ke daerah Tangerang, di muara Sungai Cisadane yang sekarang diberi nama Teluk Naga pada tahun 1407. Gelombang kedua kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang diperkirakan terjadi setelah peristiwa pengusiran orang Tionghoa di Batavia pada tahun 1740, VOC mengirimkan orang-orang Tionghoa ke daerah Tangerang, disekitar Tegal Pasir (Kali Pasir), Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sembilan yang menjadi pusat perdagangan terletak disebelah timur Sungai Cisadane, daerah Pasir Lama sekarang. Para penghuni perkampungan Petak Sembilan secara gotong royong mendirikan sebuah kelenteng pada tahun 1684 yang diberi nama Boen Tek Bio dan berdirilah kelenteng-kelenteng lainnya seperti Boen San Bio pada tahun 1689 yang merupakan tempat beribadat Umat Budha dan Konghucu. Kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua diWilayah Banten dan terkenal dengan tradisi pecunnya.

BARONGSAI TANGERANG

Singa Batu model dari Cieh Say ini ada bermacam-macam, tapi yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara dan Selatan yang dimaksud adalah sebelah Utara Sungai Yang Zi, bentuknya garang, badannya tetap, mulutnya persegi seperti yang kita lihat di kelompok Istana Kekaisaran di Beijing, sedangkan aliran selatan adalah terdapat di sebelah Selatan Sungai Yang Zi, bentuknya lebih bervariasi, lebih luwes, tapi kurang gagah. Aliran Selatan, pada umumnya berada di kelenteng-kelenteng Indonesia, khususnya di Kota Tangerang, termasuk bentuk singa ini, sama sekali tidak mirip dengan wujud singa sebenarnya, tetapi diambil dari Anjing Say yang pada waktu itu dipelihara Kaisar dan hanya di Istana saja, karena dianggap suci. Yang berkembang di Tangerang bernama Barongsai, terdiri dari beberapa jenis, antara lain : Kilin, Peking Say, Lang Say, Samujie.

Sumber: www.depdagri.go.id

Website Kota Tangerang: www.tangerangkota.go.id