Kamis, 13 Januari 2011

Akar Budaya Tionghoa

Budaya Tionghoa merupakan dasar kebudayaan Cina yang sudah mengakar lebih dari 5.000 tahun yang lalu. Budaya ini meliputi kawasan cekungan Sungai Kuning, yaitu Henan, Sanxi, Saanxi, Hebei, dan Shandong. Kawasan lainnya adalah kawasan cekungan Sungai Yangtze, yaitu Sichuan, Yunnan, Guizhou, Hunan, Hubei, Jiangxi, Anhui, Zhejiang, dan Jiangsu.

Di Cina terdapat beragam kelompok etnis. Kelompok etnis terbesar yang mendiami wilayahnya adalah Suku Han. Suku Han merupakan kelompok etnis yang berasal dari Tiongkok, salah satu wilayah perluasan kekuasaan Dinasti Han dari Asia Timur, Asia Tengah, hingga Asia Timur Laut yang dianggap sebagai puncak peradaban Cina. Seiring berjalannya waktu, banyak kelompok etnis yang melebur ke dalam etnis lain atau hilang tanpa ada bukti sejarah.

Identitas kebudayaan tradisional dalam suatu komunitas ditentukan oleh beda nama keluarga yang dipakai. Nasionalisme Cina meliputi orang-orang dari semua kelompok etnis di Cina yang berkontribusi terhadap perluasan peradaban dan sejarah interaksi di Cina, biasa disebut Zhonghua Minzu. Menurut Profesor Suisheng Zao dari Universitas Denver, Zhonghua Minzu adalah kelompok etnis Cina yang muncul pada abad ke-19 sebagai identitas asli nasional Cina.

Bahasa

Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Mandarin. Pada masa Dinasti Ming, Bahasa Mandarin yang baku baru dinasionalkan. Pada abad ke-20, saat Republik Tiongkok menjadi pemerintahan, bahasa di sana mulai seragam digunakan.

Mitos

Budaya Cina mengenal mitos dan dunia roh. Salah satu yang menjadi tradisi dan budaya adalah adanya kepercayaan terhadap dewa-dewi. Misalnya, Dewi Guan Yin, Budai, dan Raja Langit. Kisah para dewa telah berevolusi menjadi suatu perayaan tradisional Tionghoa yang biasa diperingati pada waktu tertentu.

Ada pula yang lebih dari sekadar mitos, yaitu berupa simbol kerohanian seperti "singa penjaga" dan "dewa pintu". Mereka juga percaya akan roh suci dan roh jahat. Kepercayaan akan mitos dan roh juga dibawa ke dalam pengobatan alternatif khas Cina.

Alat Musik Tradisional

Budaya Cina mengenal empat jenis alat musik, yaitu alat musik gesek, petik, tiup, dan pukul. Di antara alat-alat musik itu adalah sebagai berikut.

Alat musik gesek:

  • Erhu, sejenis rebab Cina yang terbuat dari kulit luar, menggunakan 2 senar dan penggesek yang terbuat dari surai kuda.
  • Gaohu, sejenis dengan Erhu namun memiliki nada suara yang tinggi.
  • Gehu, sejenis cello.
  • Banhu, rebab Cina terbuat dari batok kelapa dan papan kayu sebagai dasarnya.

Alat musik petik:

  • Yangqin, memiliki banyak senar, memainkannya dengan memukulkan stik bambu.
  • Liuqin, alat musik petik kecil dengan 4 senar.
  • Pipa, alat musik yang bentuknya seperti buah pir dengan 4 atau 5 senar.
  • Guzheng, kecapi dengan 16-26 senar.
  • Konghou, harpa Cina.
  • Ruan, alat musik petik bulat dengan 4 senar.
  • Sanxian, alat musik petik terbuat dari kulit ular, berleher panjang dengan 3 senar.

Alat musik tiup:

  • Dizi, sejenis suling dengan membran getar.
  • Xiao, suling.
  • Suona, terompet Cina.
  • Paixiao.
  • Sheng, alat musik yang terdiri dari bilah logam dengan tabung bambu sebagai penghasil suara.

Alat musik pukul:

  • Dagu, tambur besar.
  • Paigu, gendang yang terdiri dari 4 set atau lebih.
  • Chazi, simbal.
  • Luo, gong.
  • Muyu, kecrek kayu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar