Jumat, 17 Desember 2010

Kelahiran Huruf Tiongkok


alt

Potret Cang Jie. (Wikimedia Commons)


Era Baru News
Jumat, 17 Desember 2010

Dokumentasi sejarah Tiongkok mengakui Cang Jie menginspirasi penciptaan sistem penulisan huruf Tiongkok.

Sejarawan Kaisar Kuning yang terkenal ini, konon dikaruniai kemampuan khusus. Dia digambarkan sebagai 'bertampang sangat unik dan lahir dengan kemampuan untuk menulis, juga memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang besar.'

Sebelum pengenalan sistem penulisan huruf, orang-orang merekam peristiwa dengan mengikat simpul tali. Simpul besar melambangkan peristiwa besar, yang kecil untuk peristiwa kecil, sedangkan simpul berantai melambangkan peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan.

Sistem tersebut akan berubah, ketika satu hari yang sibuk.

Cang Jie pergi ke selatan untuk berburu. Dia kebetulan bertemu kura-kura besar dan terpaku dengan pola rumit cangkang biru mudanya.

Cang secara metodis mempelajari desain cangkang itu dan menyimpulkan bahwa pola itu ada karena suatu alasan. Dia sadar bahwa karena pola bisa bermakna, jika sejenis aturan ditetapkan, maka orang bisa mengkomunikasikan pikiran dan merekam peristiwa.

Cang Jie terus-menerus merenungkan kemungkinannya dalam alam, mempelajari semua formasi di sekitarnya secara mendalam, Seperti keberadaan bintang-bintang dan pola-pola rasi bintang di langit, posisi sungai dan pegunungan, jejak dan kebiasaan perilaku burung, binatang, serangga dan ikan, bentuk tanaman dan peralatan rumah tangga.

Berdasarkan pengamatan pribadi, dia menciptakan berbagai simbol, sambil memberikan definisi untuk masing-masing, yang menjadi dasar dari sistem karakter Tiongkok.

Selama periode Perang Antar Negara, daerah jajahan membagi Tiongkok ke dalam tujuh negara yang berbahasa dan menggunakan simbol-simbol karakter yang berbeda.

Kaisar Qin Shi Huang, kaisar pertama dari Dinasti Qin, menaklukkan enam negara bagian lainnya.

Dengan pengecualian dari bahasa yang digunakan di Negara Qin, Kaisar menghentikan penggunaan enam bahasa lain, atas usulan perdana menteri Li Si.

Berkolaborasi dengan yang lainnya, Li Si menulis buku Cang Jie Pian (Kompilasi Cang Jie). Buku daftar 3.300 karakter dan digunakan sebagai buku pelajaran utama untuk anak-anak.

Kuil Cang Jie di Provinsi Shaanxi dibangun untuk memperingati Cang Jie dan pekerjaan hebatnya melalui ukiran prasasti. Makam Cang Jie terletak di belakang kuil, di samping cemara seribu tahun.

Cabang-cabang cemara secara bergantian berkembang, suatu tahun, satu cabang hijau rimbun dan tahun berikutnya akan layu, berganti ke cabang lain yang rimbun. Ini merupakan atraksi wisata yang sangat populer, terutama pada saat-saat hari libur. (EpochTimes/ray)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar